Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Penting bagi Guru Bahasa Asing Menguatkan Penjenamaan Diri dan Citra Diri Mereka. Bagaimana Caranya?

Admin
Sabtu, 15 Maret 2025 Last Updated 2025-03-15T14:54:06Z


JAKARTA--Guru-guru bahasa asing di Indonesia harus senantiasa mencitrakan diri pada khalayak dan orang ramai dengan praktik jurnalisme warga pada berbagai platform media sosial, blog, dan media daring sebagai pegiat media sosial, narablog, dan jurnalis warga.


Mereka seyogianya menampakkan sisi pembeda dan demarkasi dengan profesi lain bahwa mereka berprofesi sebagai guru mata Pelajaran Bahasa Asing non-Inggris.yang langka. 


Dalam dunia pendidikan nasional Indonesia terdapat dua mata pelajaran bahasa asing yang berbeda makna secara nomenklatur yakni mata pelajaran Bahasa Inggris dan mata pelajarah Bahasa Asing atau Bahasa Asing Lainnya (Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Prancis).



Hal ini mengemuka dalam Seminar Daring bertajuk Penjenamaan Diri sebagai Guru Bahasa Asing dengan Praktik Jurnalisme Warga dengan pembicara tunggal Abdul Wahab Dai, S.S. --guru Bahasa Prancis-- (Jumat, 14 Maret 2025).


Sedaring ini digelar oleh Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) sebagai rangkaian Tadarus Edukatif "Merajut Ukhuwah, Saling Berbagi, Wujudkan Guru Tangguh" Seri 8 yang menampilkan narasumber-narasumber dari Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PB PGRI.



Sedaring (seminar daring) berseri ini menampilkan perwakilan 17 APKS (17 seri) di antaranya Asosiasi Guru Teknologi Informasi (AGTI), Asosiasi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (AGPAUD), Asosiasi Guru Pembicara Publik, Forum Guru Sejarah PGRI, Asosiasi Guru Narakonten, Asosiasi Guru Matematika, d.s.b.


Dalam materinya Abdul Wahab Dai yang juga Humas Asosiasi Guru Bahasa Asing (AGBA-PGRI) melanjutkan bahwa pembeda itu misalnya ditandai dengan takarir-takarir dan pembaruan status di media sosial para guru Bahasa Asing yang menggunakan bahasa Prancis misalnya.



Toh mereka yang tidak memahami bahasa ini bisa mengetahui makna takarir kita dengan menekan “lihat terjemahan” di Facebook misalnya. Demikian Wahab yang juga Ketua MGMP Bahasa Prancis Sulawesi Selatan ini.


Misalnya idealisme seorang frankofil atau pecinta bahasa Prancis adalah harus senantiasa mengajak orang lain, termasuk kalangan pesantren agar bahasa ini dikembangkan di madrasah-madrasah dan pondok-pondok pesantren dengan argumentasi dan pandangan para guru Bahasa Asing sendiri yang disebarluaskan dengan tulisan.


"Kita harus mengaktualisasikan diri sebagai diri yang bermanfaat sebagai pengajar bahasa Prancis dengan mempromosikan bahasa Prancis di pondok-pondok pesantren," lanjutnya.



Pada sedaring ini Abdul Wahab Dai berulang kali menyebut resistensi kalangan pesantren yang masih kerap menolak mapel Bahasa Prancis dan Bahasa Asing Lainnya untuk diajarkan di pesantren dan madrasah-madrasah.


"Menulis tentang bahasa Prancis dan pesantren adalah bagian dari aktualisasi diri kita, penjenamaan diri kita dan citra diri kita sebagai guru bahasa Prancis atau guru Bahasa Asing."


Penjenamaan diri adalah padanan Indonesia untuk istilah personal branding. Atau bagaimana seseorang mencitrakan diri mereka di luar diri mereka sendiri. 


Ada dua yang dapat dicitrakan yakni diri pribadi sebagai guru bahasa asing dan lembaga atau institusi tempat mereka bekerja dan mengabdi.


Abdul Wahab Dai memberi contoh dirinya dalam perannya sebagai Humas AGBA-PGRI dalam 4 tahun belakangan telah menjenamakan dirinya dan AGBA dengan tulisan-tulisan tentang bahasa asing dan AGBA di dunia maya.


"Kalau kita mentik di Google kata kunci ‘AGBA-PGRI’ akan muncul informasi-informasi tentang AGBA yang saya pernah unggah di mana sebelumnya tidak sebanyak sekarang."



"Jadi di akun-akun media sosial saya banyak tulisan telah saya unggah soal bahasa Prancis dan bahasa asing dengan segala problematikanya."


"Inilah yang saya maksud penjenamaan diri sebagai guru bahasa asing. Apa yang saya praktikkan ini adalah praktik-praktik jurnalisme warga."


Menurut Abdul Wahab jurnalis warga adalah jurnalisme partisipatif, yaitu partisipasi aktif warga negara dalam mengoleksi, melaporkan, menganalisis dan menyebarluaskan berita dan informasi yang memerlukan kemampuan menulis.


Acara ini dipandu oleh pewara Zurrotun Nada, S.Pd. (Guru Bahasa Jepang) dan moderator: Achmad Zaini, S.Pd., S.Kom., M.Psi. (Guru Bahasa Korea) setelah sambutan oleh Kiki Niediawan, S.S. Ketua AGBA-PGRI.


Sumber Foto: AGBA-PGRI



Berita Lainnya

Tampilkan

  • Penting bagi Guru Bahasa Asing Menguatkan Penjenamaan Diri dan Citra Diri Mereka. Bagaimana Caranya?
  • 0

Terkini