Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Andi Muspida: Sedimentasi dan Pencemaran Memperburuk Kualitas Ekosistem Danau Tempe. Apa Saja Rekomendasi Penelitiannya?

Admin
Selasa, 25 Februari 2025 Last Updated 2025-02-26T12:05:50Z


Laporan Abdul Wahab Dai

Kontributor


MAKASSAR--Sedimentasi dan pencemaran memperburuk kualitas ekosistem di Danau Tempe, Sulawesi Selatan. Perubahan iklim semakin memperparah fluktuasi debit air serta meningkatkan risiko banjir dan kekeringan. 


Hal tersebut dilontarkan oleh promovendus Andi Muspida, S.S., M.S.P., M.Pd., IAP., CPM., CLAP., CPS., CSKK., C. NeoMg., C.SI., CPMP., CNLPTc., CHTc. saat mempertahankan disertasinya yang berjudul Model Mitigasi dan Adaptasi Bencana Banjir di Kawasan Danau Tempe Kabupaten Wajo di hadapan para promotor dan ko-promotor.


Andi Muspida (52) menempuh pendidikan doktoral pada Program Studi Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota --Program Pascasarjana Universitas Bosowa, Makassar.


Sidang Terbuka Majelis Program Pascasarjana Universitas Bosowa untuk promovendus Andi Muspida berlangsung Senin lalu (24/02/2025) pada siang sampai sore di Ruang Sidang Ujian Program Pascasarjana Universitas Pascasarjana Universitas Bosowa, Lantai 7 Gedung Menara Bosowa Makassar, Sulawesi Selatan.



Adapun promotor Andi Muspida adalah Prof. Dr. Hj. Hadijah, M.Si.dengan Ko-Promotor Prof. Dr. Syafri, S.T., M.Si. dan Dr. Ir. Murshal Manaf, S.T., M.T.


Andi Muspida yang telah lama bergiat di dunia pemberdayaan masyarakat ini mengatakan bahwa telah terjadi perubahan signifikan dalam fisik dan tata guna lahan Danau Tempe. 


"Peningkatan lahan terbangun, konversi pertanian, dan degradasi ekosistem terjadi akibat ekspansi pemukiman, aktivitas pertanian intensif, serta pengelolaan lahan yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan," paparnya 


Selain itu, lanjut Andi Muspida, perubahan iklim semakin memperparah fluktuasi debit air, meningkatkan risiko banjir dan kekeringan. 



Partisipasi masyarakat dalam mitigasi cukup tinggi dalam tindakan reaktif, seperti pembuatan tanggul dan pembersihan saluran air, tetapi masih rendah dalam adaptasi proaktif seperti sistem peringatan dini dan pertanian tahan banjir. 


"Ketahanan komunitas belum berdampak signifikan terhadap mitigasi tanpa intervensi sosial-ekonomi yang lebih kuat. Kebijakan mitigasi masih top-down dan belum optimal dalam memberdayakan masyarakat." 


Andi Muspida berhasil mempertahankan disertasinya yang digarap sebagai sebuah hasil penelitian. Penelitian ini merumuskan model mitigasi dan adaptasi banjir berbasis partisipasi masyarakat dan tata guna lahan berkelanjutan. 


Hasil penelitian menegaskan bahwa partisipasi masyarakat adalah faktor utama dalam mitigasi yang efektif. Model ini menekankan tiga strategi utama yakni zonasi berbasis risiko, penguatan kapasitas komunitas, dan integrasi kebijakan adaptasi berbasis bukti. 



Penelitian Andi Muspida pun menghasilkan beberapa rekomendasi kebijakan dan implikasi praktis yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan efektivitas mitigasi dan adaptasi banjir di Danau Tempe. 


Rekomendasi utama adalah penguatan partisipasi masyarakat dalam mitigasi dan adaptasi banjir, melalui pemberdayaan komunitas, edukasi, dan integrasi kearifan lokal untuk meningkatkan efektivitas mitigasi dan adaptasi banjir.


Kebijakan tata guna lahan di Danau Tempe harus lebih fleksibel dan berbasis partisipasi, dengan mengadopsi pendekatan adaptif yang mempertimbangkan risiko banjir dan keberlanjutan ekosistem.



Pengembangan infrastruktur hijau dan teknologi adaptasi berbasis komunitas, harus menjadi prioritas dalam strategi mitigasi dan ketahanan terhadap perubahan iklim.


Sumber Foto: Andi Nabila


Berita Lainnya

Tampilkan

  • Andi Muspida: Sedimentasi dan Pencemaran Memperburuk Kualitas Ekosistem Danau Tempe. Apa Saja Rekomendasi Penelitiannya?
  • 0

Terkini