Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Porprov Sulsel XVIII/2026: HMI Cabang Wajo Kritik Rencana Pemkab Wajo Kontrak Atlet Luar

Admin
Rabu, 15 Januari 2025 Last Updated 2025-01-16T00:59:38Z



WAJO--Beredarnya kabar sebagaimana dilansir oleh beberapa media bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo akui bakal kontrak atlet luar saat Porprov Sulsel XVIII/2026 yang akan digelar di Kabupaten Wajo dikritik oleh HMI Cabang Wajo.


Dalam sebuah rilis pers yang diterima media ini semalam (Rabu, 15/01/2025) HMI Cabang Wajo menyebut bahwa keputusan untuk merekrut atlet dari luar daerah (luar Wajo-Red) ini patut dipertanyakan. "Kebijakan ini memunculkan berbagai pertanyaan, terutama terkait keberpihakan pemerintah terhadap pembinaan atlet lokal. Langkah ini terkesan sebagai jalan pintas yang mengabaikan potensi besar anak muda dari Kabupaten Wajo yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam pembangunan olahraga daerah," tulis rilis tersebut.


HMI Cabang Wajo sendiri dalam edarannya kepada media menyajikan 10 alasan untuk dapat dijadikan pertimbangan dalam merealisasikan keputusan tersebut.


Disebutkan bahwa keputusan ini menunjukkan kurangnya visi jangka panjang dalam pengembangan olahraga lokal. Padahal, lanjut rilis tersebut, pembinaan atlet daerah adalah investasi berharga yang tidak hanya meningkatkan prestasi olahraga, tetapi juga memperkuat rasa bangga dan identitas masyarakat terhadap potensi lokal. "Dengan mendatangkan atlet luar, Kabupaten Wajo seolah kehilangan kepercayaan terhadap kemampuan generasi mudanya sendiri."


Alasan-alasan selanjutnya adalah bahwa kebijakan ini berpotensi menciptakan ketergantungan yang tidak sehat terhadap sumber daya luar. Alih-alih memanfaatkan momentum Porprov Sulsel XVIII/2026, untuk memacu pertumbuhan atlet lokal, pemerintah justru memilih pendekatan pragmatis yang hanya mengejar hasil instan. Padahal, jika pembinaan dilakukan secara serius, atlet lokal pun dapat bersaing di level yang lebih tinggi.


Kebijakan ini juga menjadi ironi di tengah berbagai narasi tentang pentingnya pemberdayaan generasi muda daerah. Pemerintah sering menggaungkan pentingnya keterlibatan pemuda dalam pembangunan, tetapi langkah ini justru mengesampingkan mereka. "Bukankah lebih baik mengalokasikan anggaran kontrak atlet luar untuk menyelenggarakan pelatihan intensif, dan mendukung atlet lokal agar mampu berprestasi?"



Dampak sosial dari kebijakan ini juga tidak boleh diabaikan. Keberadaan atlet luar dapat memicu kecemburuan sosial di kalangan masyarakat lokal, terutama para atlet muda yang telah berjuang keras namun merasa diabaikan. Hal ini bisa menurunkan motivasi mereka untuk terus berkembang dalam bidang olahraga.


HMI Cabang Wajo pun berpendapat bahwa Pemerintah Kabupaten Wajo seharusnya belajar dari berbagai daerah yang sukses mengembangkan atlet lokal melalui program pembinaan berkelanjutan. Misalnya, beberapa kabupaten lain telah berhasil melahirkan atlet nasional dengan memanfaatkan potensi lokal melalui kerja sama dengan sekolah, klub olahraga, dan komunitas setempat. Mengapa Kabupaten Wajo tidak mencoba pendekatan serupa? Lanjut rilis itu.


"Alasan bahwa tidak adanya anggaran untuk membina atlet lokal hingga mencapai level kompetisi tidaklah dapat diterima. Jika pembinaan atlet lokal sudah menjadi prioritas sejak awal, situasi ini tidak perlu terjadi. Keterlambatan dalam membangun sistem pembinaan bukanlah alasan yang cukup untuk mengabaikan potensi lokal."


Kebijakan ini juga mencerminkan pengelolaan anggaran yang kurang bijaksana. Dana yang dihabiskan untuk mendatangkan atlet luar bisa dialokasikan untuk program pembinaan yang lebih berkelanjutan. Selain lebih hemat, pendekatan ini juga memberikan manfaat jangka panjang bagi pengembangan olahraga di Kabupaten Wajo.


Selanjutnya bahwa keberhasilan dalam pekan olahraga seharusnya bukan hanya diukur dari jumlah medali, tetapi juga dari dampaknya terhadap pembangunan olahraga daerah. "Keikutsertaan atlet lokal memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat. Hal ini lebih berarti daripada sekadar mengejar kemenangan dengan mengandalkan atlet luar."


HMI Cabang Wajo mengingat bahwa Pemerintah Kabupaten Wajo harus melihat pembinaan atlet lokal sebagai bagian dari strategi pembangunan sumber daya manusia. Olahraga bukan sekadar kompetisi, tetapi juga medium untuk membentuk karakter, disiplin, dan semangat kerja keras. Potensi ini akan terbuang sia-sia jika atlet lokal tidak diberi kesempatan untuk berkembang.


Terakhir, kebijakan mendatangkan atlet luar justru bertentangan dengan semangat kemandirian yang seharusnya menjadi ciri khas daerah. Kabupaten Wajo memiliki potensi besar untuk mencetak atlet-atlet berprestasi, asalkan pemerintah berkomitmen penuh untuk membina mereka. Tanpa langkah nyata untuk mengembangkan talenta lokal, kebijakan ini hanya akan menjadi bukti dari kurangnya visi dan kepemimpinan yang berpihak pada masyarakat.


"Sudah saatnya pemerintah Kabupaten Wajo berpikir lebih jauh ke depan, bukan hanya untuk sukses jangka pendek, tetapi juga demi kemajuan olahraga yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal. Sebaiknya Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo punya semangat Yakin Usaha Sampai agar lebih percaya diri pada potensi yang dimilikinya," demikian HMI Cabang Wajo.*


Editor: Abdul Wahab Dai

Foto: Wahyudi

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Porprov Sulsel XVIII/2026: HMI Cabang Wajo Kritik Rencana Pemkab Wajo Kontrak Atlet Luar
  • 0

Terkini