Oleh Abdul Wahab Dai
Humas AGBA-PGRI
JAKARTA-Guru-guru mata pelajaran Bahasa Asing non-Inggris di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah menengah di Indonesia tak pernah berhenti meningkatkan kapasitas mareka dalam mengajarkan mata pelajaran langka ini.
Mata pelajaran Bahasa Asing merujuk pada mata pelajaran-mata pelajaran Bahasa Arab, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Korea, Bahasa Mandarin, dan Bahasa Prancis. Bahasa asing non-Inggris telah lama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah di Indonesia walau posisinya kerap berubah mengikut ke kurikulum yang sedang berlaku dan kerap disebut mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya.
Asosiasi Guru Bahasa Asing (AGBA) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sendiri melalui ketuanya Kiki Niediawan, S.S. (seorang guru Bahasa Jepang) senantiasa mendorong para pengurus dan anggota AGBA di antero Negeri agar senantiasa meningkatkan kapasitas mereka dalam mentransfer ilmu bahasa asing kepada siswa-siswi, para pelajar, serta para santri dan santriwati. Selain diajarkan di sekolah-sekolah umum, Bahasa Asing juga diajarkan di madrasah-madrasah.
Terkini, bekerja sama dengan AGBA-PGRI, Forum Kabarin (Komunitas Belajar Daring) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar sedaring atau seminar daring (webinar) Sabtu malam lalu (5 Oktober 2024 bertema "Pembelajaran Berbasis Proyek Bahasa Asing, Praktik Nyata dalam Bahasa Jerman" dengan narasumber Emy Widiarti, M.Pd. (seorang guru Bahasa Jerman).
Emy Widiarti memulai dengan merefleksi tantangan dunia pendidikan di mana kemampuan membaca pelajar Indonesia tergolong rendah di kawasan ASEAN.
Mata Pelajaran Bahasa Asing sendiri diajarkan di Fase F (Kelas XI dan XII) yakni tingkat SMA (SMK dan MA). Emy menyebut beberapa keterampilan berbahasa seperti Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis.
Emy melanjutkan pemaparannya dengan konsep didaktik pembelajaran Bahasa Asing yakni aktivitas menggunakan bahasa yang ditemukan dalam kehidupan nyata, latihan-latihan kosakata, pelafalan, kaidah tata bahasa, latihan untuk keterampilan berbahasa serta latihan-latihan menyiapkan siswa menuju aktivitas menggunakan bahasa sesuai konteks di kehidupan nyata.
Para peserta sedaring yang berjumlah 200-an orang pun mencermati secara saksama materi hingga selesai. Emy menjalaskan aspek-aspek dalam Pembelajaran Bahasa Asing Berbasis Proyek yang dapat menghasilkan produk berupa poster, majalah dinding, film pendek, paparan, berita, data hasil survei, resep makanan, teater minikata, lagu, puisi, reportase, meme, komik, dan siniar.
Sumber Foto: Pengurus AGBA-PGRI