Liputan Abdul Wahab Dai
Andi Tenri Bali Baso, S.S., M.Hum. asal Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan pada pekan pertama Juli 2024 ini sowan dan memohon doa restu kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Wajo yang juga Ketua IKA Unhas Daerah Kabupaten Wajo Ir. Armayani, M.Si. Tenri akan menjadi salah seorang wakil Sulsel pada ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.
Para pemangku kebijakan yang terkait pun siap mendukung Tenri dalam persiapan pengumpulan fakta (fact finding) yang akan dilaksanakan bulan Juli ini dan sementara ini menunggu jadwal dari Tim Seleksi Nasional dari Kemenpora RI.
Tenri juga mendapat sokongan dari Asisten III Bidang Administrasi Setda Kabupaten Wajo sekaligus Plt. Kadisporapar Kabupaten Wajo Muhammad Ilyas, S.STP., M.Si. Selain itu pula Tenri mendapat dukungan dari Plt. Kadisdikbud Kabupaten Wajo Drs. H. Alamsyah, M.Si.
Dari Kecamatan Majauleng Tenri juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Pemerintah Desa Tosora yang dipimpin oleh Kepala Desa Asri Prasak, S.Sos. dan Camat Majauleng Andi Parawangsyah, S.IP., M.Si.
***
Lajang kelahiran Tempe, 27 Desember 1995 ini hidupnya benar-benar didedikasikan bagi kebudayaan yang melingkupinya yakni Bugis dan Sulawesi Selatan.
Andi Tenri Bali Baso, S.S., M.Hum., baru saja lolos seleksi pada ajang Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional bersama 4 kandidat lainnya (5-6 Juni 2024) dan berhak mewakili Sulawesi Selatan.
Seleksi ini digelar oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Selatan. Mereka yang lolos adalah Haerul (Makassar) dengan bidang kepeloporan pendidikan, Andi Tenri Bali Baso, S.S., M.Hum. (Wajo, bidang Seni Budaya), Rasyid Ridha (Barru, bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Pariwisata), Ikhsan Aji Pratomo (Gowa, bidang Pangan), dan Abdul Malik Shodiqin (Makassar, bidang Inovasi Teknologi).
Gadis periang yang karib disapa Tenri ini dikenal aktif dan bergiat di bidang kebudayaan. Misalnya Tenri terlibat pada Festival Budaya, Seminar Kebudayaan, dan Pekan Budaya Wanua Tosora di Kabupaten Wajo.
Dalam perbincangan dengan penulis di Kota Sutera beberapa waktu yang lalu dalam sebuah sesi wawancara khusus, Tenri memberitahu penulis bahwa dirinya adalah anak pertama --dari dua bersaudara-- pasangan A. Baso Mattalunru, S.Sos. dan almarhumah Ruslinda, S.Pd. AUD.
Tenri dikenal sebagai pegiat sosial misalnya pada Forum Generasi Berencana Kabupaten Wajo, Forum Anak Kabupaten Wajo, dan IKA Unhas Daerah Kabupaten Wajo (Wakil Sekretaris II).
Alumnus Departemen Sastra Daerah FIB-Unhas ini juga aktif di Wanua Tosora dalam bidang pemajuan kebudayaan dan menjadi bagian dari Lembaga Adat Wanua Tosora, Pokdarwis Tosora, Sanggar Seni Desa Tosora, dan Perpustakaan Desa Tosora (di Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo).
Tenri juga dikenal aktif pada kegiatan literasi dan pernah menggenggam posisi Juara II (Runner-Up) Duta Baca Sulsel Tahun 2022.
Tenri juga adalah Pengelola Sekolah Budaya Bugis La Tiringeng To Taba Kabupaten Wajo dibawah Binaan Yayasan Sulappa Eppa'E
Ditinggal wafat ibundanya, Tenri berusaha menjadi sosok yang kuat dan tegar melanjutkan amanah ibundanya yang seorang pendidik.
Kepada penulis Tenri berbicara panjang lebar perihal kebudayaan Bugis. Tenri adalah adik angkatan penulis di Fakultas Ilmu Budaya Unhas. Tenri menekuni Sastra Daerah, sebuah prodi yang telah lama berdiri di Kampus Merah.
Pada tahun 2017 Tenri terpilih menempati posisi Juara Harapan II Duta Genre Indonesia Jalur Masyarakat. Kemudian pada tahun yang sama Tenri mewakili Kabupaten Wajo pada ajang Pemilihan Duta Genre Tingkat Sulsel Jalur Masyarakat dan meraih Juara I.
Beberapa organisasi yang pernah digeluti Tenri adalah antara lain pernah menjadi Ketua Forum Generasi Berencana Sulsel dan Ikafibra Unhas. Kemudian KNPI, Karang Taruna, dan BKPRMI di Bumi La Maddukkelleng Kabupaten Wajo.
Tenri pernah terlibat pada pemetaan situs cagar budaya di Tosora, Penguatan Literasi Aksara pada Komunitas Wija Tosora dan Wanua Pammana, dan Tim Penyusun Dokumen Pemajuan Kebudayaan Desa Tosora.
Tenri kerap mengikuti seminar-seminar kebudayaan, diskusi-diskusi kelompok terarah, pelatihan-pelatihan, bimtek-bimtek, dan dialog-dialog tentang kebudayaan dan kebangsaan.
"Saya mencoba mendorong penguatan kebudayaan berbasis kesenian tradisional sehingga masyarakat akan lebih memahami pentingnya pelestarian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pada era Globalisasi," terang Tenri.
Tenri menggarisbawahi penguatan seni budaya berbasis kearifan lokal. "Misalnya penguatan literasi kaligrafi aksara Lontarak, bahasa daerah, kesenian, dan budaya yang dikemas dalam media tulisan dan lisan dalam bentuk visual," tuturnya.
Tenri pun menutup perbincangan tentang cerita rakyat dan salah satu giat yang telah diselesaikannya yakni penyalinan salah satu naskah Lontarak bersama tim lainnya yang berkaitan dengan kisah Monarki Absolut pada Kerajaan Cinnongtabi Menuju Konfederasi Kerakyatan di Kerajaan Wajo. Hal ini pula yang Tenri akan coba angkat dalam proses penilaian Seleksi Pemuda Pelopor Tingkat Nasional bulan ini.
Sumber Foto: Istimewa