Abdul Wahab Dai
Kontributor
WAJO-Dari 235 purnasiswa yang menyebut angkatannya sebagai letting Genius Alfa, sebanyak 48 jebolan SMAN Negeri 6 Wajo atau alumni 2024 di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan berhasil menembus PTN-PTN (perguruan tinggi negeri).
Di tengah isu mahalnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa PTN, antusiasme purnasiswa-purnasiswi Smanawa (akronim populer bekas SMAN/SMUN 1 Pitumpanua ini) melanjutkan pendidikan ke PTN masih tinggi.
Dari dua jalur SNPMB (Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru) 2024, sebanyak 24 purnasiswa menembus SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi) yang diumumkan Maret lalu, dan 24 purnasiswa yang lolos SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes) yang diumumkan Juni ini.
"Ini pencapaian yang luar biasa dan saya meyakini bahwa ini adalah bukti kerja keras anak-anak kami yang mampu mengaplikasikan dimensi profil Pelajar Pancasila melalui kreatifitas yang terus mereka eksplorasi," ungkap Kepala UPT SMA Negeri 6 Wajo Yusrianto, S.Pd., M.Pd. kepada kontributor Abdul Wahab Dai malam ini Jumat, 14 Juni 2024.
Yusrianto menyebut ini adalah buah pendampingan dari segenap guru-guru hebat SMAN 6 Wajo selama ini. "Program Satu Guru Satu Praktik baik selama ini menghasilkan efek bagi para siswa Smanawa," tambahnya.
PNUP Makassar, Unhas Makkasar, UNM Makassar , Institut Teknologi BJ. Habibie Parepare, Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) Bandung (perguruan tinggi kedinasan), UINAM Makkassar, Universitas Borneo Tarakan adalah PTN-PTN yang menjadi tujuan para alumni sekolah yang dilanda banjir bandang 3 Mei 2024 lalu ini.
Mereka tersebar di berbagai program studi. Seorang di antaranya menembus prodi yang masih dianggap favorit dan bergengsi oleh masyarakat yakni Pendidikan Dokter Unhas yakni Annisa Sabrina.
Diketahui bahwa tidak setiap tahun terdapat purnasiswa berhasil menembus Pendidikan Dokter, walau selalu ada yang berusaha menembusnya.
"Satu Guru Satu Praktik Baik benar-benar membawa mereka belajar secara konseptual melalui kearifan lokal yang ada di daerahnya." Selain menyinggung soal kearifan lokal yang membuat pelajar Smanawa merasa senang dan bahagia dalam pembelajaran, Yusrianto juga menyinggung status satuan pendidikan yang dipimpinnya sebagai Sekolah Penggerak.
"Saya menyadari dan meyakini bahwa para pendidik telah berusaha sekuat tenaga menerapkan Kurikulum Merdeka sehingga guru bukan lagi satu-satunya sebagai sumber belajar," jelas Yusrianto sembari menyebut bahwa guru-guru telah mengakomodasi gaya belajar yang "memerdekakan mereka" dengan persiapan yang baik dalam menghadapi mata pelajaran.
Yusrianto menambahkan bahwa keseimbangan antara mereka yang lolos SNBP dengan dengan mereka yang lolos SNBT menunjukkan bahwa kemampuan mereka pada mata pelajaran "merata", baik dalam penilaian rapor maupun dalam kompetensi individual mereka.
"Ini luar biasa! Ini adalah keberhasilan kita semua para pemangku kebijakan di SMAN 6 Wajo, para pemerhati pendidikan di Kecamatan Pitumpanua, dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan melalui Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV," kunci Yusrianto.
Sumber Foto: Yusrianto, Rosnaedar, Mediasi Smansix, dan Koleksi Penulis