Oleh Abdul Wahab Dai
Pegiat Jurnalisme Kewargaan
Semalam (Rabu, 28 Februari 2024), saya sebagai pegiat jurnalisme kewargaan memohon perkenan kepada Kevin yang bernama lengkap Elfrianto, S.T., M.I.Kom. untuk sesi wawancara jarak jauh lewat telepon.
Kevin sedang berasa di Kota Gudeg Yogyakarta untuk beberapa urusan. Berikut hasil wawancara saya dengan Kevin.
Wahab: Benarkah suara Anda tidak cukup untuk mempertahankan kursi Anda?
Kevin: Alhamdulillah saya mendapatkan suara masyarakat yang cerdas dengan hati nurani sebanyak 2.468 dan tentunya ini kebanggaan bagi saya. Sayang suara masyarakat cerdas dan hati nurani ini tidak mampu meloloskan saya untuk menjalankan amanah sebagai DPRD Wajo periode 2024-2029
Wahab: Saudara Kevin! Banyak yang menangisi gagalnya Anda ke Assorajang (Desa lokasi Gedung DPRD Wajo). Apa pandangan Anda?
Kevin: Pasti banyak yang tidak menyangka tidak lolos, ada yang menyayangkan, kecewa dan bersedih serta menyesal, ya itulah yang terjadi. Penyesalan tidak ada di depan, Penyesalan datangnya di belakang. Memang kontestasi yang dihadapi Pileg 2024 ini tantangannya sangat luar biasa.
Pertama, basis saya diserang dengan politik uang (money politics).
Kedua, adanya kampanye hitam atau (black campaign) dan menyebarnya kabar bohong (hoax) mengenai saya dan termasuk program yang saya perjuangkan untuk kepentingan masyarakat.
Ketiga, terbentuknya opini bahwa tidak perlu dibantu, Elfrianto itu sudah pasti akan mendapatkan kursi, masyarakat percaya dan yakini sehingga banyak masyarakat mungkin membagi suaranya kemudian mungkin ada yang tidak memberikan suaranya.
Wahab: Bagaimana pendapat Anda soal isu dan fakta sosial tentang 'politik uang merah', lebih-lebih saat PSU Tempe?
Kevin: Sangat disayangkan bahwa gerakan politik uang yang pragmatis ini sangat masif dilakukan sehingga inilah yang merusak muruwah dan wibawa demokrasi. Saat ini hampir semua mengajarkan masyarakat untuk pragmatis. Sangat sedikit caleg melakukan edukasi politik, untuk meyakinkan masyarakat pentingnya memilih perwakilan dan pemimpin yang memiliki intelektual dan moralitas yang melakukan politik nilai, politik sosial politik yang berbasis kinerja, yang mau hadir menyapa, mendengar dan memberikan solusi atas persoalan yang dihadapi masyarakat.
Wahab: Apakah dapat dikatakan bahwa sejatinya Anda sudah mememenangkan hati 2.468 pemilih tanpa mahar?
Kevin: Alhamdulillah selama diberi amanah hampir kurung waktu lima tahun sebagai anggota DPRD Kabupaten Wajo, hampir selalu mengedepankan politik nilai, politik sosial, politik berbasis kinerja, selalu hadir dalam suasana suka dan duka untuk menyapa mendengar dan memberikan solusi mengenai masalah yang dihadapi masyarakat dan efeknya alhamdulillah suara 2.468 adalah suara masyarakat yang cerdas dan hati nurani tanpa ada mahar uang merah.
Wahab: Mengapa modal sosial tidak cukup untuk memenangkan Anda?
Kevin: Karena masifnya gerakan politik uang yang merusak muruwah dan wibawa demokrasi saat ini, sehingga modal sosial, intelektualitas dan moralitas bukan lagi ukuran untuk menentukan perwakilan pemimpin. Modal sosial dan jinerja selama lima tahun tahun bukan lagi ukuran utama.
Wahab: Apa langkah Anda selanjutnya pasca terjungkal di Pileg?
Kevin: Tetap fokus untuk menjalankan fungsi dan tugas sebagai Wakill Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Wajo sampai bulan September 2024. Selanjutnya akan fokus menyelesaikan studi doktoral di Unhas, fokus mengurus bisnis, mengurus keluarga dan aktif di kegiatan keagamaan dan sosial. Insyaallah tetap terus berfastabiqulkhairat dan menebar kebaikan di porsi yang lain.
Wahab: Siapa yang harus disalahkan atas kegagalan Anda, padahal Anda dikenal sebagai 'ustazd sejuta umat' dan punya massa ril?
Kevin: Tidak ada yang perlu disalahkan! Ini adalah takdir Allah yang terbaik yang diberikan kepada saya yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas. Kita sebagai hamba hanya bisa berusaha dan berdoa maksimal, hasil kita serahkan kepada Allah Azza wa Jalla untuk menentukan yang terbaik.
Wahab: Apakah Anda akan terlibat di Pilkada Wajo 2024?
Kevin: Saya menunggu hasil pengumuman KPU sekitar 20 Maret 2024 selanjutnya menyusun strategi menghadapi Pilkada 2024, apakah sebagai pencerita sejarah, saksi sejarah atau pelaku sejarah.
Wahab: Apakah Anda meyakini bahwa karir Anda belum tamat?
Kevin: Dengan memiliki tim yang loyal dengan militansi, modal sosial yang tinggi, intelektualitas dan moralitas yang terjaga serta jaringan yang baik, insyaallah karier politik tidak akan tamat karena figur seperti ini sangat sulit ditemukan di kondisi politik yang saat ini mengalami krisis yang sangat mengkhawatirkan.
Wahab: Apa yang harus diubah dalam Pemilu?
Kevin: Sistem yang harus diperkuat, penegakan hukum yang tegas bagi pelaku politik uang, pelaksana yang profesional, pengawas yang memiliki integritas dan peserta yang memiliki untelektual dan moralitas.
Wahab: Apa yang Anda ingin katakan kepada pendukung Anda sebagai kalimat penutup.
Kevin: Sabar, ikhlas, dan tetap semangat. Kita berada di perjuangan yang benar dan mendapatkan keberkahan Allah azza wa Jalla. Dan ingat takdir Allah akan selalu jauh lebih indah dan baik daripada apapun yang pernah kita impikan dan apapun yang perna kita rencanakan.
Wahab: Anda populis tapi tak terpilih. Setujukah Anda bahwa populis itu tak cukup dalam politik?
Kevin: Kondisi saat ini yang sangat pragmatis, maka dari itu populis, sosial, intelektualisme dan moralitas tetap harus dipertahankan dan dikuatkan.
Wahab: Apakah akan ada gebrakan selanjutnya?
Kevin: Insyaallah berbuat kebaikan, berfastabiqulkhairat tidak harus di posisi DPRD, bisa di porsi lain untuk beribadah dan pengabdian demi kemajuan umat, masyarakat dan Daerah.
Hak Cipta: Abdul Wahab Dai
Sumber Foto: Koleksi Elfrianto