*Perekonomian Desa-Desa Bergerak Dengan Wisata Alam, Wisata Buatan, dan Wisata Budaya (Wisata Literasi)
Abdul Wahab Dai
Jurnalis Warga
WAJO-Setelah melewati tahap demi tahap dari Top 45, Top 30, kini Desa Waetuwo di Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan tiba di tahap akhir Lomba Desa Wisata Nusantara 2023 dengan sukses melenggang masuk di kelompok 15 besar (Top 15).
Merujuk pada salinan digital Pengumuman 15 Besar Kategori Desa Sangat Tertinggal/Desa Tertinggal/Desa Berkembang Lomba Desa Wisata Desa Nusantara Tahun 2023, Pemerintah Desa Waetuwo diundang menghadiri Malam Apresiasi Pemenang Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2023 pada Jumat, 24 November 2023 nanti di Desa Senggigi, Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Barat, di Nusa Tenggara Barat.
Salinan surat ini diperoleh media ini dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Wajo melalui Saiful, S.E., M.I.Kom., Kepala Bidang Bina Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Wajo.
Keberhasilan Desa Waetuwo ini ditopang oleh Kawasan Agrowisata Pertanian Terpadu Gelora Permata Hijau.
Di kawasan ini telah dibangun kolam renang dengan dana bantuan Kemendes PDTT RI tahun 2022 lalu. Kawasan wisata ini dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa "Budi Mandiri" Waetuwo sebagaimana yang menjadi syarat untuk ikut berpartisipasi dalam lomba ini.
Dari beberapa sumber diperoleh keterangan bahwa Pendapatan Asli Desa (PADesa) Waetuwo melejit hingga ratusan juta rupiah per bulan dengan adanya kawasan wisata ini.
Selain layanan wisata pokok seperti kolam renang, kawasan ini semakin populer sebaga lokasi pengambilan gambar pranikah (Inggris: prewedding) sebagai salah satu sumber pendapatan.
***
Dra. Dahniar Gaffar, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Wajo dalam sambutannya saat melantik Kelompok Sadar Wisata di Desa Ciromanie, Kecamatan Keera --yang juga menerima bantuan dana pembangunan kolam renang dari Kemendes PDTT RI-- (Senin, 6 November 2023) mengatakan bahwa perekomian desa dapat bergerak dengan pengelolaan tujuan-tujuan wisata lokal di desa-desa misalnya wisata buatan, wisata alam dan wisata budaya.
Sementara itu Dr. Ade Yolanda Latjuba, M.A. dari Departemen Sastra Prancis Unhas yang tampil berbicara tentang Manajemen Pariwisata Berbasis Komunitas saat Pelatihan Pengenalan Potensi Wisata Daerah Melalui Cerita Rakyat di Desa Lalliseng, Kecamatan Keera, Kamis, 27 Juli 2023 lalu mengatakan,"Penting bagi masyarakat untuk menyadari keberadaan destinasi wisata di wilayahnya, agar keberlangsungan industri wisata tetap terjaga," kata dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin ini.
Jika sebuah desa menjadi tujuan wisata misalnya dengan wisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, dan kekuatan budaya, banyak warga desa yang bisa terlibat dan dapat menciptakan lapangan kerja.
Misalnya, kata Latjuba, pedagang, tukang parkir, pengelola, penginapan, karyawan, tukang karcis, dan turis lokal.
Latjuba juga menyebut profesi jasa pemotretan, pemandu wisata seperti juru bahasa, bahkan penjualan produk budaya lokal dan penyewaan alat rekreasi.
Meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan asing memicu meningkatnya akses jalan, taman, tempat atraksi budaya, tempat kuliner, dan cinderamata. "Ini semua menguntungkan penduduk desa setempat," katanya Latjuba memotivasi kala itu.
***
Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2023 digelar oleh Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI.
Sumber Foto: Warganet, Pemdes Waetuwo