Penulis Abdul Wahab Dai
WAJO-Kepala Desa, Bintara Pembina Desa, dan Bidan Desa Pattirolokka akan mencoba menyambangi rumah-rumah warga yang terdeteksi menjadi sasaran layanan posyandu, namun jarang datang ke posyandu, sesekali datang ke posyandu, malas datang ke posyandu, bahkan tidak pernah sama sekali datang ke posyandu.
Hal ini menjadi rencana tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting/Tengkes (TPPS) Desa Pattirolokka, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sore ini (Kamis, 30 Maret 2023) di Gedung Pertemuan Kantor Desa Pattirolokka.
Nuraisyah, Kader Pembangunan Manusia (KPM) yang ditugaskan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi di Desa Pattirolokka melaporkan bahwa pada triwulan I Tahun 2023 ini terdeteksi 20 anak yang mengalami kondisi tengkes atau pelambatan pertumbuhan. Menurut Nuraisyah, data ini didapatkan dari petugas gizi UPTD Puskesmas Keera.
Data lain menunjukkan bahwa tidak ada kejadian kematian ibu melahirkan, terdapat 4 anak dengan dengan status gizi kurang, terdapat 2 ibu hamil dengan risiko tinggi kehamilan, dan tidak ada ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis. Tidak ada persalinan di luar sarana kesehatan.
KPM Nuraisyah melanjutkan bahwa di Pattirolokka masih ada perkawinan anak yang terjadi dengan jumlah 1 anak pada awal tahun.
Jusriani, S.STP, Bidan Desa Pattirolokka menyebut terdapat 10 ibu hamil pada saat ini di Desa Pattirolokka. Jusriani berkesempatan menjelaskan sebuah inovasi yang dikembangkan oleh UPTD Puskesmas Keera dengan tajuk "Jemari Indah Siap Siaga" yang merupakan akronim dari Jemput dan Antar Ibu Bersalin dari/ke Rumah, Aplikasi Alarm Persalinan Siap Antar Jaga.
Media ini memperoleh keterangan bahwa ada empat keunikan dan kebaruan "Jemari Indah", yakni pendataan ibu hamil dengan Sistem Informasi Geografik (GIS), aplikasi alarm persalinan, penjemputan ibu bersalin dengan pusat panggilan 112, dan pemanfaatan rumah tunggu kelahiran.
Dalam rapat ini terungkap bahwa masih ada sasaran posyandu yang kehadirannya masih perlu ditingkatkan pada dua layanan posyandu, yakni Posyandu Salewangeng di Dusun Pattirolokka dan Posyandu Massengereng di Dusun Langkenna.
"Saya akan mendatangi rumah-rumah warga yang malas ke Posyandu," tegas Kepala Desa Pattirolokka saat rapat.
Komitmen ini diikuti oleh kesiapan Babinsa, Bidan Desa, para Kader Posyandu, Kader Posbindu, KPM, Penyuluh KB, dan Pendamping Lokal Desa untuk turun gunung bersama-sama menyambangi mereka.
Para pemangku kepentingan ini akan melakukan semacam "madduppa" kepada mereka yang malas muncul di Posyandu.
"Madduppa" adalah sebuah tradisi Bugis Wajo mengundang tamu secara terhormat untuk sebuah hajatan. Jadi mereka akan didatangi baik-baik dan diberi literasi tentang kesehatan dan diundang datang ke posyandu.
Kepala Desa juga berjanji akan semakin intens melakukan sosialisasi tentang risiko pernikahan anak. "Kita akan kumpulkan warga dan kita beri penjelasan tentang pernikahan anak yang berisiko melahirkan anak stunting," kata Wahyuddin.
Setelah Rakor TPPS, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menggelar Musyawarah Desa Khusus (Musdessus) Perubahan Keluarga Penerima Manfaat Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (KPM BLT DD) 2023 untuk mengganti KPM atas nama Isori yang wafat bulan ini. Isori adalah salah satu KPM yang ditetapkan pada Januari lalu, lahir pada tahun 1930.
Ia digantikan oleh salah seorang warga Langkenna yang disepakati dalam musyawarah desa.