Liputan Abdul Wahab Dai
SENGKANG-Suatu ketika seorang politikus menjanjikan akan mengeruk Danau Tempe yang kian mendangkal. Ini terjadi belasan tahun silam. Politikus tersebut gagal meraih kekuasaan.
Memang, Danau Tempe adalah ikon Bumi Lamaddukkelleng. Tidak banyak danau di daratan Sulawesi yang besar nan luas.
Namun kali ini kita tidak akan membahas Danau Tempe yang disebut-sebut dalam ajang politik. Kalau lah ada sejumlah politikus yang menjanjikan "merawat" Danau Tempe, itu sudah dalam koridor yang benar!
Politisi memang harus meraih kekuasaan untuk mengejawantahkan gagasan dan janjinya. Agar menang, politisi dapat saja berjanji dan menawarkan gagasan demi maraup suara.
Selain persoalan pendangkalan, salah satu persoalan yang dialami oleh "tapparêng karaaja" (telaga nan besar) ini adalah keberadaan Ikan Tokkéék --ditulis dengan ortograf seperti ini untuk menghindari keliru pelafalan bagi orang non-Bugis (ᨈᨚᨀᨙ). Huruf K pada ujung kata adalah penanda suara glottal. Huruf é ditulis dua kali (éé) sebagai penanda suara panjang. Selanjut ditulis Ikan Tokke saja.
Dengan nama ilmiah dan Latin Hypostomos plecustomu, ikan ini kerap pula disebut ikan Sapusapu atau Cleaning Fish dalam bahasa Inggris.
Arwan, S.Pi. adalah salah seorang alumnus Perikanan Universitas Hasanuddin angkatan 1999 yang kini secara berkirta menekuri pekerjaannya sebagai penyuluh perikanan di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, tahun ini meluncurkan sebuah inovasi yang disebutnya Tik Tok Jablay.
Tik Tok Jablay adalah "cocologi" besutan Arwan yang merupakan akronim dari Tangkap Ikan Tokke Jadikan Bahan Layak.
Mengapa harus dijadikan bahan layak?
Ikan Sapusapu adalah biota asing, spesies invasif, dan tidak bernilai ekonomi. Namun ikan ini bertumbuh pesat di Danau Tempe di pesisir Kota Sutera Sengkang.
Arwan sebagai inovator yang mengikuti Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2022 pada Kategori "Inovasi Daerah Lainnya", mengajukan inovasi ini.
Arwan pun bercita-cita mengurangi populasi Ikan Sapusapu di danau yang kesohor hingga dararan Eropa ini.
Ikan Sapusapu yang selama ini menjadi hama kini ditangkap karena memiliki nilai ekonomi yakni diolah menjadi tepung ikan yang memiliki kandungan protein tinggi.
"Saya menjadi pengepul ikan Sapusapu dari para nelayan danau. Ikan ini dikukus dahulu, setelah itu dijemur atau dikeringkan," Arwan mulai menjelaskan.
Ikan Sapusapu kering kemudian digiling dan hasilnya dapat dijadikan tepung yang selanjutnya dijadikan pakan ikan atau pun pakan ternak.
Dengan mengolah ikan Sapusapu menjadi tepung dan pakan ikan dan pakan ternak, ikan yang dihargai rendah ini menjadi bernilai ekonomi tinggi pascapengolahan.
"Saya sudah mulai kewalahan menerima pesanan, bahkan dari luar Kabupaten," kata Arwan yang juga pegiat Hipermawa Koperti Unhas pada masanya ini.
Arwan dibesarkan di pesisir Sungai Cenranae Sengkang yang berkalang air. Air adalah hidupnya. Ini pulalah yang melatar belakangi dirinya memilih Departemen Perikanan saat menekuri masa kuliah di Kampus Merah Tamalanrea.
Sungai Cenranae menghubungkan Danau Tempe dengan Teluk Bone di kaki Sulawesi.
Harga tepung ikan ini lebih rendah dibanding harga pakan komersil lainnya.
Jika berkelanjutan, populasi ikan Sapusapu di Danau Tempe dapat saja berkurang dan populasi ikan lainnya seperti Bungo (Glossobius giuris), ikan endemik Danau Tempe dapat meningkat.
Ikan-ikan khas Danau Tempe lainnya yang bernilai ekonomi adalah ikan Sepat Siam (Trichogaster pectoralis) atau dengan nama lokal Balé Cambang/Jangkok/Janggok, Ikan Betok (Anabas testudineus) atau dengan bahasa lokal Osêng/Cêppêk, Ikan Betutu (Oxyeotris marmorata) dengan bahasa lokal Balé Lappuso, Ikan Gabus (Channa striata) dengan bahasa lokal Balé Bolong.
Dalam bahan tayang yang disiapkan oleh Arwan disebutkan bahwa menurut Dr. Usman, salah seorang peneliti Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Pelaksana Penyuluhan Maros, menyebut ikan Sapusapu segar yang dikeringkan kemudian ditepungkan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi hingga 52,7 persen.
"Bahkan protein dagingnya mencapai 75,5 persen," tulis makassar.sindonews.com dalam salah satu pranala daringnya sebagaimana dikutip inovator Arwan.
Inovasi Arwan alumnus Perikanan Unhas ini meraih Juara I Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2022 dengan membawa bendera Dinas Perikanan Kabupaten Wajo.
Ini adalah kerja berkirta kaum profesional, bukan janji politik. Arwan telah mencoba merawat Danau Tempe dengan jalannya sendiri.