Laporan: Abdul Wahab Dai
WAJO-Inovasi pelayanan publik bertajuk Masker Pelita, akronim dari Masyarakat Keera Peduli Disabilitas yang diusung oleh Inovator Ruslan, S.Kep., Ns., M.Kes., Kepala UPTD Puskesmas Keera, Kecamatan Keera, di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan berhasil menembus Top 99 Nasional Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.
Informasi ini pertama kali didapat blog ini dari sebuah surat digital berformat PDF yang diunggah pada grup percakapan WhatsApp "Masyarakat Kec. Keera" oleh seorang warga grup yang bekerja di Sekretariat Daerah Kabupaten Wajo.
Surat berkop Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) RI dengan Nomor: B/273/PP.00.05/2022 tersebut memuat Daftar Finalis Top Inovasi Kompetisi Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah Tahun 2022.
Inovasi yang mengambil lokus di Desa Keera, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan ini berupa pendampingan terhadap penyandang disabilitas agar dapat lebih mandiri dengan pelayanan langsung satu kader dan satu tenaga kesehatan bagi penyandang disabilitas.
Blog ini mencatat terdapat 20-an penyandang disabilitas yang ditangani oleh para kader dan tenaga kesehatan pada inovasi ini.
Dengan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) ini, kediaman setiap penyandang disabilitas ditempeli kartu kunjungan dengan warna yang sesuai dengan jenis disabilitas.
Warna-warna tersebut adalah merah untuk gangguan jiwa, kuning untuk gangguan sensorik, dan biru untuk gangguan fisik.
Kader yang dipilih berasal dari keluarga atau orang terdekat penyandang disabilitas, sehingga ada kedekatan pada saat pendampingan.
Sementara itu tenaga kesehatan bisa berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis. Ada pula pembinaan kader oleh Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik menggunakan 30 buku pedoman sesuai dengan penanganan disabilitas.
Sementara itu edukasi keluarga dan penyuluhan kesehatan menggunakan pamflet kepada masyarakat di posbindu.
Terdapat juga Kelas Pelita yang kegiatannya terdiri dari atas penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan rutin setiap tiga bulan.
Peserta pelatihan adalah para penyandang disabilitas dan kader dengan mengundang dokter Puskesmas, Dinas Sosial, PKK, tokoh agama, d.s.b.
Inovator Ruslan, dalam wawancara dengan sambungan seluler malam ini menuturkan bahwa ini adalah hasil kerja keras dari semua teman-teman di Puskesmas, peran serta masyarakat Desa Keera, Pemerintah Desa Keera, dukungan Pemerintah Kecamatan Keera dan lintas sektor.
"Ada pula bimbingan dari Dinkes, Bagian Ortala Setda Wajo, Bappelitbangda Wajo, Dinsos Dilduk-KB-PP dan PA Kabupaten Wajo," kata Ruslan.
"Kami juga mendapat dukungan kuat dari Ibu Sekda dan Bapak Bupati Wajo," Ruslan melanjutkan.
Sementara itu, Kepala Desa Keera Samsuridha, S.Sos mengucap syukur alhamdulillah atas kerja sama yang baik antara pihak UPTD Puskesmas Keera dengan Pemerintah Desa Keera bersama warga Desa Keera tanpa terkecuali atas segala doa dan upaya Desa Keera menuju Desa Inklusif sebagai lokus inovasi Masker Pelita ini.
Samsuridha berharap Masker Pelita ini dapat menembus Top 45 nasional.
Camat Keera Drs. Alvian Jaya yang berhasil dihubungi malam ini juga turut mengucapkan rasa syukurnya.
"Alhamdulillah, tiada kata yang lain kami ucapkan setelah inovasi Masker Pelita menembus Top 99 nasional," kata Alvian.
"Ini adalah bahagian yang dicerminkan oleh antusiasme masyarakat Keera pada umumnya yang senantiasa memberikan dukungan kepada pihak Pemerintah Kecamatan dan khususnya kepada Puskesmas Keera," lanjut Camat Keera yang juga pernah memimpin Sajoanging sebagai camat ini.
"Kiranya ke depan kita dapat meningkatkan potensi wilayah dan potensi masyarakat sehingga kita dapat bersama-sama untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Kami dari Pemerintah Kecamatan dan atas nama pribadi mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terkait atas prestasi ini," tutup Alvian.
