Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
© Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Peduli Disabilitas, Desa Keera Menuju Desa Inklusif

Admin
Sabtu, 12 Maret 2022 Last Updated 2022-03-13T03:50:30Z


Reportase Abdul Wabab Dai


WAJO-Andreas Adel (22), salah seorang penyandang disabilitas fisik di Desa Keera, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, kini tak canggung lagi bergaul dengan sebayanya atau dengan orang lain lintas usia. Kini Andreas tekun bertani.


Andreas bukan Andreas dahulu yang pemalu dan "antisosial". Masyarakat sekitar pun mulai menerimanya dengan keterbatasan yang disandangnya.




Ibunya, Maria Patarruk (51) menghaturkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Keera dan UPTD Puskesmas Keera yang telah membimbing putranya dalam sebuah layanan publik inovatif dengan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM).


Ada pula Ahris (48) difabel sensorik, penyandang tuna rungu wicara. "Sekarang anak saya mulai bergaul dengan orang lain. Ini berkat binaan petugas kesehatan yang rajin menyambangi Ahris," tutur St. Rehana (65), ibundanya.




Bersama para nakes dan pelbagai pihak, Pemerintah Desa Keera dan UPTD Pusksesmas Keera menerapkan sebuah inovasi pelayanan publik dengan tajuk "Masyarakat Keera Peduli Disabilitas" dengan akronim Masker Pelita.


Kebetulan saja wabah COVID-19 melanda negeri, kata "masker" pun kian sering dipakai apalagi maskernya. Sangat kebetulan pula kata "masker" cocok dengan kepanjangan "masyarakat Keera", maka makin kloplah inovasi ini.


Foto: Samsuridha, S.Sos., Kepala Desa Keera, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.


Sebagaimana dapat dibaca pada dua reportase sebelumnya, sebelum implementasi inovasi ini, para penyandang disabilitas tiada dipedulikan dan cenderung dikucilkan.


"Kini masyarakat terbuka menerima keberadaan mereka, berbaur dengan masyarakat dan bisa berperan aktif dalam kegiatan masyarakat," papar Ruslan, S.Kep., Ns., M.Kes., Kepala UPTD Puskesmas Keera kepada media ini dalam sebuah dialog khusus.




Kemandirian mereka terlihat dari kemandirian mereka duduk dan berjalan sendiri, meskipun beberapa di antaranya  menggunakan alat bantu. Demikian Ruslan.


Data menunjukkan, pada tahun 2018 hanya seorang penyandang disabilitas yang tertangani, namun sepanjang tahun 2019-2021 sudah tertangani 18 jiwa.


Demikian pula dengan  Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), pada tahun 2018 tak seorang pun yang tertangani. Semenjak 2019 hingga 2021 sudah 5 jiwa tertangani dan tak terlantar lagi.


Kepala Desa Keera Samsuridha, S.Sos. berbicara kepada media ini mengakui dampak nyata penanganan yang dilakukan segenap pihak ini seperti Kepala Puskesmas, dokter, pengelola Program Gangguan Indera dan Fungsional, program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, program Kesehatan Jiwa, program Perawatan Kesehatan Masyarakat, program Promosi Kesehatan, dan bidan di Desa.


"Program ini telah terbukti membantu kami dalam menangani kaum penyandang disabilitas di Desa Keera," demikian Samsuridha, S.Sos., Kepala Desa Keera.


"Ini adalah salah satu jalan bagi desa kami menuju Desa Inklusi."


Dalam dua tahun belakangan, desa-desa diminta melibatkan semua pihak dalam pembangunan desa yang partisipatif, termasuk kaum miskin dan kaum penyandang disabilitas.


Desa Inklusif atau Desa Inklusi adalah desa yang tidak eksklusif, yang hanya melibatkan segelintir pihak dalam pembangunan desa, akan tetapi melibatkan semua elemen masyarakat.


Selain tokoh pemuda, tokoh agama, tokoh pendidik, perwakilan perempuan, tokoh pemerhati anak dan perempuan, perwakilan petani, nelayan, peternak, pengrajin, juga seyogyanya dihadirkan perwakilan kelompok miskin serta perwakilan kaum penyandang disabilitas dalam setiap musyawarah dan kegiatan pembangunan di Desa.


"Ke depan, jika mereka benar-benar telah siap dengan bauran yang lebih baik antara warga normal dengan penyandang disabilitas, mereka akan kami hadirkan pada setiap musyawarah di Desa," janji Samsuridha.


"Mereka diberdayakan. Ada yang menjadi teknisi listrik, darji, pekebun, dan pekerja lepas. Keluarga mereka juga kian peduli. Aksi perundungan juga makin direduksi," imbuhnya.


Desa Keera pun menatap cita-citanya menjadi Desa Inklusif. Samsuridha berjanji akan memberikan dukungan penuh terhadap inovasi ini, baik dukungan dana maupun dukungan moral.

Berita Lainnya

Tampilkan

  • Peduli Disabilitas, Desa Keera Menuju Desa Inklusif
  • 0

Terkini

test