Oleh Abdul Wahab Dai
Taka Bonerate, sebuah nama yang kesohor hingga ke negara manca dengan destinasi wisata baharinya. Tak perlulah penulis narasikan di sini nama harum Taka Bonerate.
Keterangan-keterangan sudah tersedia begitu banyak di dunia numerik dalam pelbagai bahasa, dengan foto dan video pula.
Kanal-kanal TV dunia sudah banyak yang mendokumentasikannya.
***
Pendamping Desa yang kerap disebut sebagai "anak kandung Kemendesa" telah menongkrongi desa-desa di Kecamatan Taka Bonerate sejak lama.
Irwan seorang Pendamping Desa (PD) di Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.
"Ada Taka Bonerate sebagai Kecamatan, ada Taka Bonerate sebagai Kawasan Taman Nasional," ujar Irwan membuka dialog dengan penulis di Hotel Claro, Makassar (Kamis, 2 Desember 2021) pekan ini di sela-sela acara Pelatihan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Program Penguatan Pembangunan dan Pemerintahan Desa (P3PD) Tahun Anggaran 2021.
Meski tidak sejauh Kecamatan Pasilambena, Kecamatan ini berpencar ke banyak pulau selain pulau Kayuadi sebagai pulau utama.
Pusat Kecamatan berada di Desa Batang, Pulau Kayuadi.
Irwan sebagai Pendamping Desa (setingkat di atas Pendamping Lokal Desa) diberi tugas oleh Kemendesa PDTT RI (Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia) mendampingi sembilan desa di kecamatan ini.
Ada Desa Kayuadi, Desa Batang, dan Desa Nyiur Indah di Pulau Kayuadi.
Sementara yang dimaksud Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate adalah Desa Rajuni, Desa Latondu, Desa Tarupa, Desa Jinato, Desa Tambuna, dan Desa Pasitallu Khusus yang merupakan pulau-pulau yang jauh lebih kecil di sebelah timur pulau utama Pulau Kayuadi.
Irwan sendiri tinggal di Desa Rajuni, Pulau Rajuni.
Akibat pulau-pulau yang berpencar, sebagai Pendamping Desa Irwan harus mengatur jadwal dalam sebulan agar dapat mengunjungi semua desa dampingannya.
Untuk urusan Rapat Koordinasi bulanan di Benteng, Ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar di Pulau Selayar, dari Rajuni Irwan harus menyediakan Rp150.000,00 pergi pulang sebagai biaya transportasi perahu.
Jika ke Benteng dengan mengikutkan kendaraan roda dua, ongkos menjadi Rp250.000,00.
Irwan dibantu oleh Ahmad S sebagai PD. Ketika Pendamping Desa Pemberdayaan (PDP) dibedakan dengan PDTI (Pendamping Desa Teknik Infrastruktur), Irwan lah PDTI dan Ahmad S sebagai PDP.
Kini kedua posisi ini dilebur menjadi PD. Kini keduanya menjadi PD dengan Ahmad S sebagai Koordinator TPP (Tenaga Pendamping Profesional) Kecamatan Taka Bonerate.
Ada tiga PLD (Pendamping Lokal Desa) yang berjibaku mendampingi desa-desa di Taka (sebutan singkat Kecamatan Taka Bonerate).
Para PLD itu adalah Lisnawati yang menggawangi Desa Kayuadi, Desa Batang, dan Desa Nyiur Indah di Pulau Kayuadi.
Ada Suaide yang menongkrongi Desa/Pulau Rajuni, Desa/Latondu, dan Desa/Pulau Tarupa.
Sementara PLD Rusdin berwilayah tugas di Desa/Pulau Jinato, Desa/Pulau Tambuna, dan Desa/Pulau Pasitallu Khusus.
Dengan perahu rakyat Jolloro', Irwan mengunjungi Latondu dari Rajuni. Irwan pun mengatur waktu.
Setelah sepekan di Rajuni, dia pun berkeliling dari pulau ke pulau. Biasanya di satu pulau dia menginap barang dua tiga hari di rumah-rumah warga, kerabat, kawan dan handaitaulannya.
"Mereka dengan senang hati menyambut kami. Biasanya Kepala Desa meminta warga secara bergiliran memberi akomodasi kepada kami, terutama soal tempat menginap," papar Irwan.
"Mereka tidak mau jika kami harus menyewa penginapan di pulau-pulau," jelas Irwan.
Irwan merogoh kocek dari Rp300.000,00 hingga Rp500.000,00 pergi pulang.
Ini belum termasuk jika harus mengunjungi dusun-dusun yang terpisah dari pulau induk.
Misalnya Desa Rajuni: dengan dua pulau: Pulau Rajuni Besar (Dusun Timur), Pulau Rajuni Kecil. Ada pula Dusun Utara dan Dusun Selatan.
Jadwal Rapat Koordinasi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupatean Kepulauan Selayar sendiri harus disesuaikan dengan jadwal pelayaran kapal Pelni atau pelayaran rakyat.
"Alhamdulillah penerimaaan warga terhadap kami para pendamping sangat baik," ujarnya.
Beralih ke perkara sinyal internet, dari sembilan desa yang bisa mengakses internet hanya Desa, Kayuadi, Batang, dan Nyiur Indah dengan sinyal internet lemah).
Begitu pula di Pulau Rajuni dan Latondu sinyal internet masih lemah.
Di kedua desa ini yang ada hanya penguat sinyal. Sinyal internet di desa-desa lainnya belum ada sama sekali. Demikian Irwan menjelaskan.
Ini kendala tersendiri bagi TPP yang bertugas di sana ketika pekerjaan harus dilaporkan secara numerik, termasuk Daily Report Pendamping (DRP), belum termasuk pengiriman data lainnya.
Dari beberapa TPP Selayar yang ditemui penulis, kegiatan. pembangunan fisik atau sarana dan prasarana desa di Selayar diwarnai dengan penjadwalan kegiatan lebih awal pada tahun anggaran, mengingat kabupaten kepulauan ini memiliki waktu-waktu tertentu di mana ombak di perairan lebih tinggi dari biasanya.
Ini juga untuk menghindari naiknya harga-harga material bangunan pada tempo "kencang ombak".
Kini Selayar bersama Kabupaten Wajo, Enrekang dan Luwu menjadi empat kabupaten pertama di Sulawesi Selatan yang menjadi lokus percontohan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD).
Program ini semakin memperkuat citra diri para TPP sebagai kaki tangan dan bukti kehadiran Kemendesa PDTT RI atau Negara di desa-desa!
Semoga desa-desa kita semakin sentosa.*