Oleh:Abdul Wahab Dai
Angkatan 1995
MAKASSAR: Jika dihitung-hitung, sudah ada 39 angkatan mahasiswa Sastra Roman atau Sastra Barat Roman yang lebih lazim dikenal sebagai Sastra Prancis Universitas Hasanuddin, Ujungpandang (kini Makassar) di Sulawesi Selatan.
Dikutip dari buku 'Wati dalam Rekaman' karya Willem Immanuel Matheos Poli (Prof. Wim Poli), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Josoef-lah yang menginisiasi pendirian Jurusan Sastra Perancis, Universitas Hasanuddin Ujungpandang.
Daoed Josoef, ketika menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Prancis, Sumarwati Kramadibrata-Poli adalah sekretarisnya.
Saat menjadi Mendikbud pada kabinet Soeharto era Pelita Ke-III Orde Baru, Daoed Joesoef yang mengetahui Ibu Sumarwati (Wati), mengajar di Sastra Inggris yang bukan habitatnya, meminta Ibu Wati (lebih akrab disapa Madame Poli) membuka Sastra Pancis di Unhas. Sememangnyalah, Ibu Wati adalah alumni Institut de professeurs de français à l'étranger (Institut Guru Bahasa Prancis bagi Orang Asing) di Université de Paris.
Hal ini juga pernah dikisahkan secara langsung oleh Ibu Wati kepada saya pada zaman kuliah ketika menjabat sebagai Pembantu Dekan I dalam sebuah dialog di ruangannya.
Dalam tempo singkat, keluarlah SK Menteri No. 8154/0/1983 tentang Pembukaan Jurusan Sastra Perancis di Unhas.
Ketiganya kini telah mendahului kita.
***
Saat itu Sastra Prancis Unhas menjadi yang pertama di luar Jawa setelah UI, Unpad dan UGM.
Sastra Prancis yang non-kependidikan berbeda dengan Pendidikan Bahasa Prancis di IKIP-IKIP saat itu (IKIP Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Bandung dan Manado) pada jalur kependidikan.
***
Mahasiswa-mahasiswi Sastra Prancis Unhas mempunyai wadah pengembangan diri berupa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang disebut dengan akronim Himpra (Himpunan Mahasiswa Sastra Prancis).
Pendahulunya sudah lama eksis seperti Ikabsis (Ikatan Kekerabatan Sastra Prancis) UI dan HMSP (Himpunan Mahasiswa Sastra Prancis) UGM sebagai misal.
Mereka kemudian tergabung dalam FMSPI (Forum Mahasiswa Studi Prancis se-Indonesia) yang kini bernama IMASPI (Ikatan Mahasiswa Studi Prancis Indonesia), gabungan antara pedagogi dan non-pedagogi pada kurang lebih 14 perguruan tinggi negeri dan swasta.
***
Kembali ke Himpra Unhas. Alumninya kini bertebaran ke seluruh Nusantara dan Dunia.
Beragam profesi mereka geluti, baik linier maupun tidak linier dengan pendidikannya.
Menyebut yang linier semisal dosen Sastra Prancis, akademisi Sastra Prancis, penerjemah, juru bahasa, guru Bahasa Prancis.
Politisi, birokrat, perwira militer, jurnalis, penulis, pegiat Ornop, pengusaha dan pelbagai bidang kehidupan lainnya.
Jumlah mereka pun kini semakin banyak. Saya sendiri rajin merawat komunikasi dengan mereka dari angkatan 80-an, 90-an dan bahkan angkatan hingga 15 tahun terakhir, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Keadaan saya hari ini adalah buah dari merawat komunikasi dengan mereka sebagai sebuah jejaring komunitas.
Kini reuni virtual makin digandrungi pada masa pandemi.
Ada rindu yang terpendam begitu lama.
Kesumat rindu pun akan dilampiaskan pada ajang Reuni dan Halalbihalal Virtual pada Sabtu, 22 Mei 2021 Pukul 19.30 Wita akhir pekan ini.
Vous me manquez!*