Tanpa kita sadari, rupanya aktivisme para pendengung (buzzers) dan pemengaruh (influencers) juga telah sampai pada level pemilihan kepala desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.
Aktivitas numerik "pemasaran politik" ini sejak penyusunan tahapan pilkades hingga kini dapat ditelusuri jejak digitalnya di jaringan-jaringan sosial digital.
Gelagat ini dipantau oleh kareba-celebes.com sebagai sesuatu yang mengandung potensi kampanye negatif dan kampanye hitam.
Aktifitas pendengung pernah populer pada pilpres terakhir di negeri kita.
Pendengung dan pemengaruh level desa ini biasanya dilakukan dengan akun-akun anonim dan tak jelas.
Bahkan media ini memantau di beberapa kecamatan ada usaha-usaha menggandakan akun asli dan membuat takarir-takarir seolah-olah telah terjadi pembelotan.
Ini tidak baik bagi demokrasi desa kita!
Lebih baik menjadi pemengaruh dengan akun resmi dan fokus narsis memuji-muji calon sendiri tinimbang menjatuhkan lawan dengan memakai jasa pendengung meski alurnya harus dipantulkan bak karambol untuk mencapai sasaran tembak.
Jadilah pemengaruh (influencer) yang militan tapi elegan dengan akun asli!
Mari kita menjaga pilkades ini damai senantiasa!
Redaksi