kareba-celebes.com
WAJO-Desa Balielo, Kecamatan Bola, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan terus terberjibaku bersama para Relawan Desa menghalau paparan epidemi koronavirus di desa ini.
Nur Asiah, S.H., Kepala Desa Balielo, dalam wawancara virtual dengan koresponden kareba-celebes.com Abdul Wahab Dai pagi ini, Minggu, 9 Mei 2021 mengungkapkan usaha-usaha mutakhir yang telah dilakukan desanya.
"Dana COVID-19 delapan persen Dana Desa Balielo dialokasikan untuk berbagai kegiatan," tutur Aisah memulai obrolan.
Tim Pengadaan Barang dan Jasa (TPBJ) telah merealisasikan sarana cuci tangan sebanyak 485 buah, masker 20 dos sebanyak 1.000 helai,
penyanitasi tangan (handsanitizer) 200 botol dan disinfektan 50 liter," terangnya.
Dalam catatan media ini, selain BLT, regulasi mewajibkan paling kurang delapan persen dari pagu dana desa dialokasikan untuk penanganan COVID-19 sebagai salah satu prioritas penggunaan Dana Desa 2021 secara nasional.
"Kami mengalokasikan Rp 8.000.000,00 sebagai biaya operasional bagi Relawan COVID-19."
"Relawan membagikan barang-barang ini ke rumah-rumah warga desa demi menghindari kerumunan," tambahnya.
Pada gambar yang sampai ke media ini terlihat wadah air cuci tangan lebih besar dan kuat. Dalam bahasa lokal sering disebut "jumbo air" dengan daya tampung yang lebih besar.
"Jumbo air ini lebih tahan dari paparan sinar matahari dibanding bahan wadah jenis lain."
Wadah-wadah ini memang diletakkan di udara terbuka di halaman rumah masing-masing rumah warga dekat akses tangga rumah panggung dan pintu masuk rumah.
Para relawan lawan COVID-19 Balielo terdiri dari Ketua BPD dan anggotanya, para ketua RT, Sekretaris Desa bersama stafnya dan tokoh-tokoh masyarakat.
"Selama ini semua komponen kami libatkan dalam penanganan dan pencegahan COVID-19 di desa," Aisah memberi penjelasan.
"Semua aktif di posko!," kuncinya.
Guntur, PLD Balielo sendiri kepada media ini menuturkan,"Saya selaku Pendamping Lokal Desa yang bertugas di Balielo terus berupaya mendorong prakarya dan partisipasi masyarakat menuju Balielo sebagai desa yang mandiri."
Laporan: Abdul Wahab Dai
Editor: Gus Mus
