Jakarta - Sejumlah fenomena astronomi akan menghiasi langit sepanjang November ini. Mulai dari hujan meteor hingga sejumlah peristiwa konjungsi planet.
Namun, hujan meteor yang terjadi pada bulan-bulan menjelang akhir tahun menurut Peneliti sains antariksa LAPAN Rhorom Priyatikanto tidak terlalu mudah diamati.
"Akhir tahun memang bukan menjadi masa yang baik untuk menanti fenomena astronomis. Kondisi Indonesia kontras dengan tempat di belahan utara yang justru banyak langit cerah saat musim dingin," jelasnya saat dihubungi lewat pesan singkat, Rabu (30/10).
Langit Indonesia bagian barat jelang akhir tahun biasanya tertutup awan lantaran sudah memasuki musim hujan. Berikut adalah jadwal fenomena yang dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia.
5-6 November: Hujan Meteor Taurid
Awal November ini langit akan dihujani meteor taurid yang tergolong sebagai hujan meteor kecil. Dalam sejamnya, hujan meteor ini hanya menghasilkan 5 sampai 10 meteor yang jatuh. Setiap tahunnya, hujan meteor taurid terjadi sejak 7 November hingga 10 Desember dan berpuncak pada 5 November.
Namun berdasarkan penjelasan Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto, fenomena ini akan sulit diamati di Indonesia. Sebab, kondisi lingkungan dan jumlah meteor cukup mempengaruhi visibilitasnya.
"Hujan meteor Taurid sepertinya akan lewat begitu saja karena intensitas yang rendah dan menuntut lokasi pengamatan yang ideal, yakni daerah gelap jauh dari polusi cahaya," jelas Rhorom.
11 November: Transit Merkurius
Salah satu fenomena astronomis lainnya yang cukup jarang terjadi adalah transit Merkurius. Planet merkurius akan melintasi permukaan matahari sehingga akan terlihat seperti titik kecil hitam di matahari. Merkurius terakhir transit di matahari pada Mei 2016 dan akan kembali pada November 2032.
Namun sayangnya fenomena langka ini tidak dapat disaksikan di Indonesia. Rhorom menjelaskan bahwa disaat transit itu terjadi, letaknya sudah tidak mendekati Indonesia.
"Pada saat itu, Matahari sudah berada di bawah ufuk Indonesia. Demikian pula Merkurius."