Ekonom sekaligus mantan Menko Ekuin Rizal Ramli. |
Jakarta - Artikel terkait virus Corona Covid-19 masih menarik perhatian pembaca sepanjang Minggu, 15 Maret 2020. Salah satunya terkait kritikan terhadap pemerintahan Jokowi dalam penanganan Corona.
Kritikan keras disuarakan ekonom senior Rizal Ramli buat Jokowi. Ia menyindir negara Indonesia seolah tanpa pemimpin dalam menangani bencana Corona.
Selanjutnya masih terkait Corona menyangkut kesehatan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono. Basuki diisukan secara liar terinfeksi positif Corona. Pihak Kementerian PUPR pun bereaksi dengan menyampaikan klarifikasinya.
Berikutnya, terkait pasien suspect Corona kembali meninggal. Kali ini dari warga Bekasi, seorang perawat.
Berikut tiga artikel menarik VIVAnews yang dirangkum dalam Round-Up
1. Rizal Ramli: Indonesia Hari Ini Negara Tanpa Pemimpin
Ekonom Rizal Ramli tak pernah bosan menyuarakan kritisnya kepada rezim pemerintahan Jokowi. Meski pernah bagian kabinet Jokowi, suara kritis Rizal belum padam.
Terbaru, ia mengkritisi gaya kepemimpinan Jokowi. Kritikan Rizal ini dimuat dalam artikel vivanews. Bagi dia, merujuk Kang TjeTje Hidayat Padmawinata, Tokoh Senior Jawa Barat, kondisi Indonesia saat ini seperti negara tanpa pemimpin.
2. Menteri Basuki Dibawa ke RS Terkait Corona, Kementerian PUPR Bereaksi
Usai Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi terinfeksi positif Corona beredar isu sejumlah menteri yang pernah kontak juga terjangkit. Salah satu yang diisukan yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, memberikan klarifikasi terkait kabar tersebut. Dia dengan tegas membantahnya. Baca selengkapnya di sini.
3. Pasien Suspect Corona Asal Bekasi Meninggal, Seorang Perawat
Kabar duka masih datang dari seputar Corona Covid-19. Pasien suspect kembali meninggal. Kali ini, seorang perempuan asal Kabupaten Bekasi berprofesi perawat.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi Covid 19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, korban masuk kategori suspect karena pekerjaannya di rumah sakit. Namun, sampai Minggu malam, 15 Maret 2020, hasil labotarium belum diterima pihak Kabupaten Bekasi.